Wednesday, April 18, 2018


hay teman-teman semua, dipostingan kali ini saya ingin membagikan puisi karangan saya  untuk negara saya Indonesia

Revolusi Mental
By: Johanes Irvandy Pada Soa

D’kala senja kelabu,
gelap mulai menunjukan wajahnya,
Lantai yang kotor,
Tembok yang kusam
Terdengar rintihan
Alunan musik menyayat hati….

Dalam gelap terdengar tangisan merana,
Suara permohonan
Tangisan mengharapkan iba,
Dengan pakian yang sangat kusut,...

Anak itu…
Nyanyian nyaring mengisi hari-hari nya..
Satu persatu, didatanginya,
Dengan senyuman tulus,
Mengharapkan belas kasihan...

Gitar tua..
Dengan penuh harapan dimainkan
Disudut jalan, menampakan rintihan hati menahan lapar
Apakah arti hidup ini?
Apakah artinya uluran tangan itu?

Wahai negaraku
Hay para pemimpin,
 Lihatlah mereka
Pendamba uluran tanganmu,
Dengan kepolosan yang tulus

Tidakkan kau ingin menolongnya?
Tangisan sedih mereka
Yang dengan sabar meniti liku hidup
Tidakkah kau mendengaer tangisan ibu pertiwi?

Reformasi
20 tahun telah berlalu
Apa yang ku dapat?
Keresahan, kekecewaan,
Ku tak mengerti.

Ruang publik, media massa menjadi saksi
Gejala apakah ini?
Dapatkah kau menjelaskannya?
Kita adalah model reformasi
Apa artinya itu?
  
Sadarlah..
7 nahkoda
Yang t’lah membawa kita menghadapai kerasnya samudera ini
Apakah kau mendengarkannya?

Revolusi mental,
Paradoks pelik yang menuntut jawaban
Apakah itu hanyalah sebuah kalimat belaka?

Kau berjuang demi kehidupan smuanya
Membunuh yang kecil dan menyembunyikan yang besar
Tidakkah kau lihat tikus-tikus itu?

Palu yang telah berkarat
Menentukan nasip semua orang
Konsep Trisakti yang pernah kau utarakan
Wahay tanah airku
Revolusi belum selesai
Revolusi mental baru saja dimulai

No comments:

Post a Comment